0

Komputer Forensik

Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata forensik? aplikasian sains untuk membongkar modus kriminal yang akan digunakan sebagai bukti di persidangan, bukan? Di era Teknologi Informasi seperti sekarang ini, komputer bukan hanya digunakan untuk mendukung pekerjaan, melainkan juga sarana dan objek kejahatan. Sebagai sarana, komputer dapat digunakan untuk mencuci uang oleh koruptor, memanipulasi data penjualan dan keuangan oleh penggelap pajak, merancang serangan oleh para teroris, dan lain-lain.Sementara sebagai objek, komputer dijadikan sasaran untuk pencurian dan perusakan data oleh black hat hacker. Banyak negara yang telah merati?kasi komputer forensik sebagai bukti legal yang diterima pengadilan. Indonesia sendiri termasuk negara yang telah mengakui komputer forensik.Bidang komputer forensik tergolong masih belia. Pada awal era komputer, pengadilan memperlakukan bukti dari komputer sama dengan bukti-bukti lain. Namun seiring dengan berkembangkan teknologi komputer, pandangan tersebut mulai berubah. Pengadilan melihat bahwa bukti dari komputer sangat rentan untuk dirusak, dihilangkan, atau diubah. Para penyidik menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah alat dan proses khusus untuk menyelidiki komputer, tanpa mempengaruhi informasi yang ada di dalamnya sekecil apapun. Bekerja sama dengan ahli dan praktisi komputer, secara bertahap para penyidik membuat prosedur untuk mendapatkan bukti dari komputer. Sekumpulan prosedur inilah yang kemudian menjelma men jadi komputer forensik.

Fase-fase Penyidikan
Untuk memperoleh bukti penyidik harus melakukan langkah-langkah berikut:

1. Mengamankan komputer untuk menjamin bahwa peralatan dan data dapat diselamatkan. Penyidik harus memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengakses komputer atau media penyimpanan selama proses penyidikan, tanpa sepengetahuan dan izin darinya. Jika komputer terhubung dengan Internet atau LAN, penyidik harus memutuskannya terlebihdahulu.

2. Menemukan semua ?le dalam komputer, termasuk ?le yang dienkripsi, dilindungi dengan password,disembunyikan, atau bahkan dihapus selama belum ditimpa oleh ?le lain. Penyidik harus membuat salinan semua ?le dalam komputer, baik yang keseluruhan proses penyidikan. Jika berada di dalam harddisk maupun media penyimpanan lainnya. Karena setiap akses dapat mengubah ?le, penyidik hanya boleh bekerja dengan salinan ?le untuk mencari bukti-bukti yang diperlukan. File asli harus tetap tersimpan dan utuh.

3. Mengambil kembali semua ?le yang telah terhapus sebanyak mungkin, dengan menggunakan aplikasi khusus untuk mendeteksi, dan mengembalikan data-data yang telah dihapus.

4. Membuka isi semua ?le yang disembunyikan, dengan program yang didesain khusus untuk mendeteksi data-data yang disembunyikan.

5. Mendekripsi dan mengakses ?le-?le yang dilindungi.

6. Menganalisis area khusus dalam harddisk, termasuk bagian yang secara normal tidak dapat diakses (unallocated space yang mungkin digunakan untuk menyimpan ?le atau bagian ?le yang memiliki hubungan dengan kasus yang tengah diselidiki).

7. Mencatat setiap langkah yang dilakukan selama proses penyidikan. Hal ini penting bagi para penyidik untuk membuktikan bawah proses penyidikan telah dilakukan sesuai prosedur, tanpa mengubah atau merusak satu ?le pun.

8. Menyiapkan kesaksian di pengadilan sebagai saksi ahli dalam bidang komputer forensik. Semua langkah di atas penting, namun langkah pertama adalah yang paling menentukan (genting) jika para penyidik tidak dapat membuktikan bahwa mereka telah mengamankan komputer sebelum,selama, dan sesudah proses penyidikan, bukti yang mereka bawa ke pengadilan tidak dapat diterima.

Tool-tool Penyidikan
Di tanah air, biasanya polisi memanggil orang yang dianggap ahli untuk membantu penyidikan terhadap bukti-bukti komputeryang ditemukan.Misalnya, apakah sebuah foto digital asli atau hasil rekayasa, kapan dibuat, menggunakan kamera jenis apa, siapa yang kali pertama menyebarkannya di Internet, dan lain-lain.Berikut beberapa program dan alat komputer forensik yang memungkinkan dilakukannya penyidikan:
• Software disk imaging untuk membuat salinan serupa dari media penyimpanan yang akan di sidik.
• Software atau hardware untuk merekonstruksi sebuah harddisk bit demi bit.
• Tool hashing untuk membandingkan harddisk original dengan salinannya.
• Aplikasi ?le recovery untuk mencari dan mengembalikan data - data yang telah terhapus, selama lokasinya di dalam harddisk belum digunakan (tertimpa) oleh ?le lain.
• Program khusus untuk membaca informasi yang ada dalam RAM, walaupun komputer telah dimatikan.
• Software untuk menganalisis konten dalam ?le.
• Software untuk men-decode enkripsi dan meng-crack password,guna mengakses data-data yang dilindungi.

Informasi Lebih Lanjut
http://computer.howstuffworks.com/computer-forensic.htm
http://computerforensics.net/forensics.htm
• PCMEDIA 06-08

0

Content Recognition

Kalo kamu tahu kuis seperti ‘Missing Lyrics’ dan ‘Happy Song’. Kuis ini memberikan tantangan pada pesertanya untuk melengkapi lirik yang hilang. Mereka yang mengoleksi banyak lagu dalam otaknya, dan memiliki kecerdasan musikal, mampu menebak judul lagu dengan tepat. Fakta di atas menunjukkan bahwa manusia memiliki kecerdasan untuk mengenali sebuah informasi yang utuh dari sebagian isinya. Tidak hanya musik, ketika membaca penggalan teks “... diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja,”misalnya, Kamu pasti tahu bahwa yang dimaksud naskah proklamasi kemerdekaan kita. Kemampuan mengenali sebuah informasi dari sebagian isinya, saat ini juga dimiliki oleh komputer yang dikenal dengan istilah content recognition. Dengan software ini, konten yang terdapat di website ?le dan video sharing, se perti Multiply, YouTube, dan yang sejenisnya, dapat di-scan untuk mengetahui apakah terdapat ?le - ?le yang dilindungi hak cipta.Mendesain software untuk mengenali konten sebuah ?le, menjadi tantangan tersendiri bagi para programmer. Banyaknya cara mengencode ?le audio dan video, serta varian bit rate dan noise, membuat program sulit mengenali sebuah ?le dari kode binarinya. File WAV dan MP3 misalnya, dapat memainkan musik yang sama, namun memiliki kode yang berbeda. Demikian pula halnya pada ? le video. Kalo pernah menonton ?lm dari DVD bajakan, Kamu pasti tahu beberapa ?lm direkam dengan kamera yang dibawa ke ruang pertujukan bioskop.Semua tindakan di atas membuat kode ?le-?le video tersebut memiliki kode yang berbeda. Lantas, bagaimana merancang software content recognition dapat mengenali semua varian ?le audio dan video?

Audio Content Recognition
Langkah pertama untuk mengidenti?kasi konten adalah membuat sebuah database yang berisi materi - materi musik sebagai rujukan bagi ?le yang akan di-scan. Software audio content recognition menganalisis setiap lagu, dan membuat tag-tagd igital yang mengidenti?kasi lagu tersebut. Tag ini disebut ?ngerprint atau signature. Selanjutnya, software menganalisis suara musik yang sedang dimainkan, bukan kode-kode digitalnya. Sebagian program menganalisis tempo dan irama atau hentakan sebuah lagu. Sebagian lainnya mengukur amplitudo dan frekuensi lagu. Pembuatan ?ngerprint biasanya mengambil beberapa detik sampel dari masing-masing lagu. Namun, ada pula software yang menganalisis sebuah lagu secara utuh untuk mendapatkan ? ngerprint yang lengkap. Atau paling tidak, software menganalisis bagian-bagian yang paling menonjol (landmark) dalam sebuah lagu. Program-program tersebut menggunakan algoritma untuk menganalisis suara. Sebagian besar menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT). Teknik matematis ini dapat mengambil serangkaian sinyal kompleks, dan melacak perubahan yang ada di dalamnya. Perubahan-perubahan tersebut apakah perubahan tempo, hentakan per menit, atau amplitudo dan frekuensi suara– dipetakan, dan secara matematis dikonversi ke dalam ?gerprint digital. Fingerprint biasanya disimpan dalam format numerik. Begitu database selesai, perusahaan rekaman dapat langsung menggunakannya untuk mendukung penjualan musik kepada calon pembeli, yang hanya tahu beberapa bagian dari sebuah lagu sekaligus melacak pendistribusian musiknya secara ilegal.

Video Content Recognition
Baru-baru ini, Time Warnet dan Disney bekerja sama dengan YouTube menguji software video content recognition yang dikembangkan oleh Google. Software ini serupa dengan audio content recognition yang telah lebih dulu ada, yakni menganalisis konten untuk membuat ?ngerprint. Kemudian, software membandingkannya dengan informasi yang ada dalam database untuk mencari kesamaan. Walaupun demikian, video menyisakan tantangan unik yang masih belum terpecahkan.Sebagai contoh, sebagian besar video yang ada di YouTube berdurasi 10 menit atau berukuran 100 MB. Untuk mengetahui apakah 10 menit tayangan tersebut merupakan segmen dari sebuah ?lm atau acara televisi yang dilindungi hak cipta, software harus menganalisis keseluruhan ?lm agar dapat mengenali potongan-potongan video yang lebih kecil. Selain itu, software juga harus mampu mengidenti?kasi sebuah adegan, kalo ?lm yang di-upload telah diedit terlebih dahulu.Misalnya, orang bisa mengelabui software yang mencocokkan resolusi warna dengan men-tweak saturasi warna dalam sebuah video. Memotong video atau meng-upload adegan yang diambil dari sebuah ?lm dengan kamera video, juga dapat mengelabui software. Beberapa ?lm bajakan yang merekam gambar dari dalam bioskop, dengan sudut yang agak miring. Hal ini juga dapat membuat proses identi? kasi menjadi lebih rumit.

Informasi Lebih Lanjut
http://arstechnica.com/news.ars/post/20070314-motion-based-analysis-can-?lter-copyrighted-video-clips.html
http://computer.howstuffworks.com/content-recognition.htm

0

ADSL

ADSL atau Asymmetric Digital Subscriber Line adalah salah satu bentuk dari teknologi DSL. Ciri khas ADSL adalah sifatnya yang asimetrik, yaitu bahwa data ditransferkan dalam kecepatan yang berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain.

Sejarah ADSL

Sebelum ADSL, kita sudah terlebih dulu mengenal sistem yang disebut dial-up. Sistem ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung dengan Internet Service Provider (ISP). Namun dalam penggunaannya, dial-up memiliki beberapa kekurangan. Seperti rendahnya kecepatan dalam mengakses internet, terlebih di jam-jam tertentu yang merupakan waktu sibuk atau office hour. Selain itu, karena menggunakan sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan telepon bila sedang melakukan koneksi internet. Penggunaan sambungan telepon juga memungkinkan tingginya tingkat gangguan atau noise bila sedang menggunakan internet. Kekurangan lainnya adalah sistem penghitungan dial-up yang masih berdasarkan waktu dan masih dirasakan sangat mahal.

ADSL sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses internet menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy, kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.

Perkenalan masyarakat Indonesia sendiri akan ADSL mulai berkembang saat PT.Telkom, yang merupakan perusahaan pengatur jaringan telepon nasional memperkenalkan program yang disebut sebagai Telkom Speedy, yaitu jaringan khusus dari PT.Telkom untuk penggunaan internet. Dengan melakukan pemasaran dan promosi-promosi yang gencar, Telkom Speedy berhasil dipasarkan di kalangan rumah tangga.

Cara Penggunaan ADSL

Adapun cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama-tama kita terlebih dahulu harus memiliki perangkat ADSL. Seteleh memiliki perangkat ADSL, kita harus memeriksa keberadaan nomor telepon rumah kita di layanan Telkom Speedy, apakah sudah terdaftar atau belum. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, seberapa jauh jarak antara gardu Telkom dengan rumah kita. Karena dalam ADSL, jarak sangat berpengaruh pada kecepatan koneksi internet. Setelah memastikan bahwa nomor telepon sudah terdaftar dan jarak sudah diperhitungkan, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan telepon.

Untuk menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, kita menggunakan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi line. Splitter ini berguna untuk menghilangkan gangguan ketika kita menggunakan modem ADSL. Sehingga nantinya kita tetap dapat menggunakan internet dan menjawab telepon secara bersamaan.

Ciri ADSL

ADSL sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. Namun ada baiknya dalam memilih modem ADSL, kita memilih menggunakan modem yang memiliki tombol on dan off. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat mengatur penggunaan koneksi sebanyak yang kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang digunakan. Terlebih di Indonesia masih menggunakan penghitungan waktu atau banyaknya bandwidth yang digunakan.

Hal penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, Power, DSL. Ada juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.

Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Di mana lampu DSL menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan browsing.

Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh provider. IP yang kita miliki akan menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita merubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil dilalui, maka selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi internet dengan ADSL.

Penggunaan ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar hanya di pulau Jawa saja, tapi juga sudah meluas sampai ke luar Jawa. Seperti Bali dan Sumatera. Walaupun kualitas yang ditawarkan memang masih banyak mengalami masalah, namun adanya ADSL dalam berkoneksi internet sangatlah membantu dibandingkan dengan cara lama yang menggunakan sistem dial-up.

Kelebihan ADSL

* Pembagian frekuensi menjadi dua, yaitu frekuensi tinggi untuk menghantarkan data, sementara frekuensi rendah untuk menghantarkan suara dan fax.
* Bagi pengguna di Indonesia yang memakai program Speedy, penggunaan ADSL membuat kegiatan internet menjadi jauh lebih murah. Sehingga kita dapat berinternet tanpa khawatir dengan tagihan yang membengkak.

Kekurangan ADSL

Adapun kualitas dari ADSL saat ini masih memiliki kekurangan.

* Seperti sangat berpengaruhnya jarak pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan PC, atau saluran telepon kita dengan gardu telepon, maka semakin lambat pula kecepatan mengakses internetnya.
* Tidak semua software dapat menggunakan modem ADSL. Misalnya Linux atau program lama seperti Windows 98. Cara yang dipakai pun akan lebih rumit dan ada kemungkinan memakan waktu lama. Sehingga pengguna Linux harus menggantinya dengan software yang lebih umum seperti Windows Xp atau Mac.
* Adanya load coils yang dipakai untuk memberikan layanan telepon ke daerah-daerah, sementara load coils sendiri adalah peralatan induksi yang menggeser frekuensi pembawa ke atas. Sayangnya load coils menggeser frekuensi suara ke frekuensi yang biasa digunakan DSL. Sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak cocokkan jalur untuk ADSL.
* Adanya Bridged tap, yaitu bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung antara pelanggan dan CO. Bridged tap ini dapat menimbulkan noise yang mengganggu kinerja DSL.
* Penggunaan fiber optic pada saluran telepon digital yang dipakai saat ini. Di mana penggunaan fiber optic ini tidak sesuai dengan sistem ADSL yang masih menggunakan saluran analog yaitu kabel tembaga, sehingga akan sulit dalam pengiriman sinyal melalui fiber optic.